-
Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini telah mengubah cara banyak orang untuk berkomunikasi. Pejabat publik, badan publik, jurnalis, praktisi, politisi, karyawan, selebritis, mahasiswa, dan masyarakat pada umumnya.
-
Memahami media atau pers bagi setiap praktisi public relations (PR) tak cukup sekadar hanya mengenali wartawan dari level terendah hingga tertinggi. Lebih dari itu, praktisi PR juga harus mampu menyelami dan memahami agenda dan kebijakan pemberitaan setiap lembaga pers bersangkutan.
-
Reputasi perusahaan antara lain dipengaruhi oleh penerimaan masyarakat sekitar terhadap perusahaan. Karena itu, perusahaan harus mampu menjaga hubungan dengan komunitas di sekitar perusahaan agar kelangsungan bisnis perusahaan terus terjaga.
-
Salah satu faktor yang membentuk reputasi perusahaan atau organisasi muncul dari opini yang berkembang di masyarakat.
-
Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat bekerjasama dengan DASA Strategic Communication kembali akan menggelar dua workshop tersebut secara pararel yang akan berlangsung di Jogjakarta 14 – 17 Oktober 2014.
-
Siapa tak bangga jika dirinya merupakan penjaga reputasi organisasi yang dinaunginya? Dan, itulah yang sejatinya terjadi pada sosok setiap praktisi kehumasan (public relations/PR).
-
Mengelola sebuah krisis jelas bukan urusan mudah. Jika tidak memiliki kesigapan dan pengetahuan memadai, krisis akan menggerus reputasi organisasi atau korporasi yang mengalaminya.
-
Seorang praktisi public relations (PR) seyogianya tak perlu panik bahkan stress kala menghadapi krisis yang terjadi. "Krisis yang terjadi memang bisa membuat kita, praktisi PR sakit perut.
-
Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat akan menyelenggarakan The 22nd How to Handle Press Well Workshop dengan tema “Membangun Reputasi Melalui Kisah Sukses Mengelola Krisis”.
-
Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat kembali mengadakan The 21st How to Handle Press Well Workshop dengan mengusung tema besar “Driving Issues to Managing Communication Crisis”