Priharsa Nugraha: Hindari Door Stop, Jaga Hubungan Baik

[IMG:cm0ccdzuyaazohc-11u8bzwjh1t08.jpeg]

Jika sebuah wawancara bisa dilakukan secara terencana, nampaknya door stop interview bisa dihindari. Karena narasumber menjadi punya ruang dan waktu berpikir lebih sistemik jika wawancara bisa lebih terencana. Pun dalam cara kerja di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), door stop interview sejauh mungkin untuk dihindari.

Demikian salah satu tips yang disampaikan Kepala Bagian Pemberitaaan KPK Priharsa Nugraha, di hadapan 25 praktisi public relations (PR) berbagai korporasi dan lembaga pemerintah, yang menjadi peserta workshop How to Handle Press Well, di Semarang, Kamis (20/8/2015). Workshop bertema Mengelola Krisis di Media melalui Manajemen Komunikasi Publik, itu diselenggarakan oleh Serikat Perusahaan Pers (SPS) Pusat.

Priharsa menungkapkan, bahwa salah kutip di media bisa berpotensi memunculkan berita negatif. Untuk itu ia menyarankan jangan sampai pimpinan korporasi atau organisasi sampai salah bicara, agar tidak terjadi salah kutip oleh para jurnalis. Di sinilah peran PR menjadi sangat krusial dalam memberikan asupan informasi kepada pimpinannya.

Terkait monitoring berita di media sosial, ia punya pendapat tersendiri. "Dalam analisa konten media sosial, kami memakai metode manual karena lebih akurat dibanding metode algoritma," katanya. Di sisi lain, ia menekankan pentingnya hubungan baik dengan wartawan, sebagai salah satu upaya untuk meminimalisir potensi pemberitaan negatif di media.

Bagi KPK, masih kata Priharsa, ada empat versi berita negatif. Yakni berita salah, angle negatif, narasumber negatif, dan kebocoran informasi. Ia mewanti-wanti kepada peserta tentang pemberitaan yang "dipelintir" di media. "Berhati-hatilah dengan gaya pemberitaan seperti ini, karena juga berpotensi jadi berita negatif," ingatnya. *** (asw)